Dalam rangka upaya melakukan konsolidasi organisasi antara Kornas KP HMI dengan Korp Pengader HMI di tingkat Cabang, maka Kornas KP HMI melaksanakan pertemuan dengan pengurus KPC seInbagteng di Purwokerto, 29 April 2007. berikut laporannya.
Sampai saat ini, pertemuan-pertemuan yang kita selenggarakan masih “menumpang” di acara-acara Badko, itupun selalu dilaksanakan di Inbagteng. Kadang sebagai lembaga yang sesungguhnya harus memberi perhatian lebih luas dalam skala nasional, kami yang kebetulan berada di tengah merasa kurang dapat melaksanakan amanah ini dengan baik. Ya…sepenuhnya kami mohon maaf, sebab untuk sementara ini, hanya itu yang dapat kami lakukan. Mudah-mudahan untuk selanjutnya kita lebih mampu menyelenggarakan acara pertemuan-pertemuan KPN dan KPC secara mendiri dan tentu dalam cakupan yang lebih luas.
Adapun yang hadir dalam pertemuan kali ini, dari pengurus KPN : saya (roni), zubeir, dan cak sun. sedangkan lukman serta beberapa temen-temen semarang pengurus KPN yang lain belum dapat hadir. Dari KPC yang datang sebagaimana biasa: KPC Purwokerto, KPC Semarang, Jogja, Sleman, Purworejo, Wonosobo, dan ketua cabang Malang (belum memiliki KPC).
Sebagaimana pada agenda yang kami rencanakan (terutama pada divisi yang dipimpin Zubeir), dalam pertemuan kali ini, kami mencoba menawarkan format materi umum dalam setiap pelaksanaan SC (untuk lebih lengkap saya lampirkan materinya dilembar yang lain). Namun seperti halnya pada pertemuan di Wonosobo, temen-teman KPC belum dapat memahami arti penting standarisasi mareti-materi umum dalam pelaksanaan SC, kami melihat KPC merasa diposisikan sebagai obyek pelaksana dari berbagai agenda KPN.
Sehingga pada pertemuan ini juga posisi dan pola hubungan KPN dan KPC kembali dipertanyakan. Namun sesudah kami jelaskan dalam kerangka umum tentang berbagai kondisi KPC di beberapa cabang diluar Inbagteng, mereka akhirnya memahami juga peran penting KPN dalam merumuskan materi-materi tersebut. Saya sendiri sebagai pengurus divisi PAO, hanya mampu memberikan penjelasan sedikit tantang peran penting pengader dalam HMI serta posisi strukural KPN di struktur HMI, tentu saja penjelasan itu juga dalam perspektif yang saya pahami dan belum bisa dianggap legitimet yang cukup kuat sebagai perwakilan suara KPN.
Dari kedua pembahasan tersebut, kami sepakat (PKN dan KPC) untuk mengembangkan lebih jauh lagi materi tersebut yang nantinya akan diajukan ke Munas KP di Jakarta, bersamaan dengan pelaksanaan Kongres-26. tentang lanjutan pembahasan tersebut akan lakukan memalui e-mail dan tulisan-tulisan lain di situs KPN.
Berikut ini hasil rekaman (catatan) temen-teman KPC yang disampaikan dalam forum tersebut (ada masukan dan pertanyaan):
1. Naning Hidayati (ketua KPC Semarang)
- Ada baiknya hubungan kerja antara KPN, KPC dan Pengader dijelaskan lebih detail, sebab akan ada ketimpangan jika KPN melakukan peran koordinasi secara langsung dengan anggota pengader. Dalam arti bahwa hal ini akan melangkahi keberadaan KPC.
- Lebih tepatnya tawaran kurukulum SC dari PKN ditempatkan sebagai masukan/materi tambahan pada pelaksanaan SC, sebab hak membuat kurikulum SC adalah pada KPC dengan kabutuhan lokal sebagaimana kebutuhan masing-masing cabang.
2. Warijan (Ketua cabang Sleman), hanya mempertanyakan konfigurasi pengurus KPN yang dianggap terlalu jogja sentris.
3. Bowo (ketua KPC cabang Sleman)
- Harus ada langkah-langkah sistematisasi hubungan antara KPN dan KPC, sebab jika kurang sistematis akan terjadi benturan antara keduanya. Dia melihat keberadaan KPN sudah sangat tepat sebagai koordinasi antar KPC.
- Bagaimana otoritas KPC jika ada format baku kurikulum SC nasional
- Sedapat mungkin, keberadaan KPN yang strategis ini, harus lebih didorong pada proses kaderisasi dan penjelasan-penjelasan secara filosofis tentang arah politik dan gerakan Hmi di tingkatan PB HMI.
4. Pertanyaan-pertanyaan dan masukan lain, tak jauh beda dan lebih merupakan penjelasan dari beberapa masukan diatas disampaikan oleh Kasyono (KPN Jogja), Arum (ketua KPC Purwokerto), dan beberapa KPC yang lain. Serta beberapa lebih bersifat “curhat” tentang kondisi KPC masing-masing cabang.
You Might Also Like :
1 comments:
Pengader memang harus punya wadah tersendir yang serius dalam menangani kualitas dan kuantitas pengader. Bukan berarti mau membuat organisasi dalam organisasi. HAnya sebuah cabang kecil yang fokus dalam urusan perbaikan pengader, Karena bagaimanapun, pengader perannya sangat besar dalam perkembangan HMI....Keep fighting.....
Post a Comment